Apa Itu Tax Reporting for Sustainability? Yuk, Simak Penjelasannya!

Tax Reporting Sustainability

Pernah mendengar istilah Tax Reporting Sustainability? Untuk Anda yang berkecimpung di dunia bisnis atau keuangan, istilah ini mungkin mulai sering muncul belakangan ini. Di era bisnis yang makin peduli terhadap isu lingkungan dan sosial, pelaporan pajak ternyata tidak lagi hanya soal angka dan kewajiban negara—tapi juga menjadi bagian penting dari komitmen keberlanjutan perusahaan.

Melalui tax reporting yang selaras dengan prinsip sustainability, perusahaan dituntut untuk lebih transparan terkait kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan, baik dari sisi fiskal maupun dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan. Anda penasaran seperti apa praktik dan manfaatnya? Yuk, kita kupas tuntas!

Apa itu Tax Reporting Sustainability?

Tax Reporting Sustainability merupakan proses pelaporan pajak yang tidak hanya bertujuan memenuhi kewajiban fiskal, tetapi juga mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG (Environmental, Social, and Governance). Pelaporan ini menjadi bentuk transparansi perusahaan dalam menunjukkan bagaimana kontribusi pajak yang dibayarkan mendukung pembiayaan layanan publik, pembangunan infrastruktur, hingga program sosial yang berdampak luas.

Pelaporan ini biasanya mencakup beberapa komponen penting, yaitu:

  • Pendekatan pajak

Berisi penjelasan tentang kebijakan perpajakan yang dianut perusahaan, serta bagaimana kebijakan tersebut mencerminkan prinsip keadilan pajak (fair tax).

  • Tata kelola dan manajemen risiko

Menggambarkan struktur internal perusahaan dalam memastikan kepatuhan terhadap aturan perpajakan, serta strategi dalam mengelola risiko seperti potensi sengketa atau audit pajak.

  • Angka dan kinerja pajak

Menyajikan data kuantitatif, mulai dari beban pajak, tarif efektif, hingga rasio pajak terhadap laba. Ini jadi indikator penting dalam menunjukkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan.

  • Dampak pajak

Menjelaskan bagaimana kontribusi pajak perusahaan memberikan nilai tambah, baik untuk pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, hingga pelestarian lingkungan.

Bagaimana Cara Menyusunnya?

Anda perlu mengikuti langkah-langkah terstruktur agar Tax Reporting Sustainability tidak hanya memenuhi kewajiban fiskal, tetapi juga mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Nah, berikut proses yang bisa Anda terapkan:

1. Tetapkan Kerangka Pelaporan Pajak

Langkah pertama adalah memilih kerangka pelaporan yang paling sesuai dengan karakter dan kebutuhan perusahaan. Kerangka ini akan jadi fondasi penyusunan laporan yang kuat dan kredibel. Beberapa standar global yang bisa dijadikan acuan antara lain:

  • GRI 207: Tax 2019

Merupakan bagian dari Global Reporting Initiative yang fokus pada transparansi dan isu-isu material terkait pajak.

  • OECD Tax Transparency Framework

Memberikan panduan menyeluruh bagi perusahaan multinasional dalam menyusun laporan perpajakan secara transparan.

  • EU Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD)

Regulasi dari Uni Eropa yang mewajibkan pelaporan pajak sebagai bagian dari laporan keberlanjutan perusahaan.

2. Identifikasi Isu Pajak yang Relevan

Setelah kerangka ditentukan, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi topik perpajakan yang paling relevan dan berdampak. Di sini, prinsip materialitas jadi kunci. Proses ini bisa melibatkan:

  • Menyusun daftar jenis pajak yang dikenakan, seperti PPh badan, PPN, bea masuk, dan lain-lain.
  • Menganalisis bagaimana pajak-pajak tersebut berkontribusi terhadap aspek keberlanjutan, misalnya mendukung infrastruktur hijau atau program sosial.
  • Menentukan fokus utama, seperti efektivitas tarif pajak, potensi sengketa pajak, atau pemanfaatan insentif pajak ramah lingkungan.

3. Kumpulkan dan Verifikasi Data

Data yang akurat adalah fondasi dari pelaporan yang kredibel. Maka dari itu, tahap ini sangat penting. Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain:

  • Menarik data transaksi keuangan dan perhitungan pajak dari sistem akuntansi internal.
  • Menghitung total kontribusi pajak, baik pajak langsung maupun tidak langsung (seperti PPN yang dipungut dari konsumen).
  • Melakukan verifikasi data, bisa melalui review internal atau dengan bantuan konsultan pajak independen.

4. Analisis Kontribusi Pajak terhadap Keberlanjutan

Di tahap ini, data yang telah dikumpulkan perlu diolah dan dianalisis agar memberikan gambaran utuh tentang kontribusi perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Analisis ini bisa mencakup:

  • Menghitung effective tax rate dan membandingkannya dengan benchmark industri.
  • Melihat bagaimana dana pajak mendukung program ESG, misalnya pembiayaan energi terbarukan atau bantuan sosial.
  • Menyajikan tren historis pembayaran pajak dalam beberapa tahun terakhir untuk menunjukkan konsistensi dan komitmen jangka panjang.

5. Susun dan Validasi Laporan

Terakhir, semua hasil analisis dan temuan tadi perlu dirangkum dalam laporan yang jelas, rapi, dan mudah dipahami. Biasanya, struktur laporan mencakup:

  • Pendahuluan dan ruang lingkup pelaporan
  • Kebijakan perpajakan dan sistem tata kelola
  • Ringkasan performa fiskal dan kewajiban pajak
  • Analisis kontribusi pajak terhadap tujuan keberlanjutan
  • Risiko yang dihadapi, tantangan pelaporan, serta rencana perbaikan di masa depan

Melihat perkembangan dunia bisnis yang semakin mengedepankan transparansi dan keberlanjutan, Tax Reporting for Sustainability jelas bukan lagi sekadar tren, tapi sudah menjadi kebutuhan. Melalui pelaporan ini, perusahaan bisa menunjukkan kontribusinya tidak hanya berhenti di angka-angka kewajiban pajak, tapi juga berdampak nyata bagi masyarakat, lingkungan, dan masa depan yang lebih baik.

Jadi, jika ingin perusahaan tetap relevan, bertanggung jawab, dan dipercaya oleh para pemangku kepentingan, saatnya mulai menyusun tax reporting yang lebih berkelanjutan. Dan jika Anda perlu bantuan profesional untuk merancang pelaporan pajak yang selaras dengan prinsip ESG, yuk, konsultasi di JT Consulting!

Scroll to Top